Kisah Lengkap Perjuangan Amirul Mukminin Umar Bin Khattab Hingga Wafat Disertai Video
Umar bin al-Khattab: Kehidupan,
Kepemimpinan, dan Wafatnya
Umar bin al-Khattab, salah satu sahabat Nabi
Muhammad SAW yang paling terkenal, memiliki perjalanan hidup yang menarik dan
penuh prestasi dalam sejarah Islam. Dari awal kehidupannya yang keras hingga
kepemimpinan yang bijaksana, kisahnya menjadi inspirasi bagi umat Muslim di
seluruh dunia. Dalam paparan ini, kami akan menguraikan perjalanan hidup Umar
bin al-Khattab hingga saat beliau wafat, dilengkapi dengan referensi yang
mendukung.
1. Kehidupan Awal:
Umar bin al-Khattab lahir sekitar tahun 584
Masehi di Makkah. Sebelum masuk Islam, ia dikenal sebagai sosok yang keras dan
keras kepala. Bahkan, ia pernah berniat membunuh Nabi Muhammad SAW karena
membela agama tradisional Quraisy. Namun, kehidupannya mengalami perubahan
besar ketika ia mendengar ayat-ayat Al-Qur'an yang membuka hatinya. Pada tahun
ke-6 kenabian Nabi Muhammad SAW, Umar bin al-Khattab memeluk Islam, yang
kemudian menjadi titik awal dari transformasi hidupnya.
2. Peran dalam Islam:
Setelah memeluk Islam, Umar bin al-Khattab
menjadi salah satu pendukung utama Nabi Muhammad SAW. Kepemimpinannya dalam
Islam sangat penting dan berpengaruh. Dia adalah salah satu dari sepuluh
sahabat yang dijamin masuk surga oleh Nabi Muhammad ﷺ. Di masa kenabian, Umar
sangat aktif dalam menyebarkan Islam dan mempertahankan kaum Muslim dari
ancaman musuh-musuh mereka.
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, Umar bin
al-Khattab memegang peranan penting dalam memimpin umat Islam. Pada masa
kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar adalah salah satu penasihat
terdekatnya. Setelah Abu Bakar wafat, Umar diangkat sebagai khalifah kedua umat
Islam pada tahun 634 Masehi. Kepemimpinannya ditandai dengan ekspansi besar
wilayah Islam, termasuk penaklukan Persia dan wilayah Romawi Timur.
3. Kepemimpinan dan Kebijaksanaan:
Kepemimpinan Umar bin al-Khattab ditandai
dengan kebijaksanaan, keadilan, dan ketegasan. Dia mengenakan pakaian yang
sederhana, hidup bersama rakyat jelata, dan menegakkan hukum Islam dengan adil.
Selama masa kekhalifahannya, Umar memperkenalkan banyak kebijakan yang
menguntungkan umat Islam, seperti pembentukan lembaga-lembaga administratif dan
sistem peradilan Islam yang adil.
Selain itu, Umar juga terkenal karena
keberaniannya dalam menegakkan kebenaran, bahkan jika itu melibatkan
orang-orang terkemuka. Dia mendapat julukan "Al-Faruq" yang berarti
"Pemisah antara Benar dan Salah" karena ketegasannya dalam membedakan
antara kebaikan dan kejahatan. Kepemimpinannya yang bijaksana membuatnya
dihormati tidak hanya oleh umat Islam, tetapi juga oleh banyak bangsa dan
budaya di seluruh dunia.
4. Meninggalnya Umar:
Kisah hidup Umar bin al-Khattab berakhir
tragis. Pada tahun 644 Masehi, Umar diserang oleh seorang budak Persia bernama
Abu Lu'luah saat sedang melakukan shalat Subuh di Masjid Nabawi, Madinah.
Meskipun terluka parah, Umar tetap berusaha memastikan kelangsungan
kepemimpinan Islam. Dia menunjuk sejumlah sahabat untuk membentuk sebuah
majelis yang akan memilih penggantinya.
Umar bin al-Khattab wafat beberapa hari
setelah serangan itu, pada usia 63 tahun. Saat-saat terakhirnya dihabiskan
dalam kesadaran penuh, memikirkan masa depan umat Islam. Wafatnya Umar bin
al-Khattab merupakan kehilangan besar bagi umat Islam, namun warisan dan
pengaruhnya tetap hidup dalam sejarah Islam.
Referensi:
Ibn Sa'd, Abu Abdallah Muhammad. "Kitab
al-Tabaqat al-Kabir".
Ibn Hisham, Abd al-Malik. "As-Sirah
an-Nabawiyyah".
Al-Baladhuri, Ahmad ibn Jabir. "Kitab
Futuh al-Buldan".
As-Sallabi, Ali Muhammad. "Umar bin
al-Khattab: The Second Caliph of Islam".
Al-Bidayah wa An-Nihayah oleh Ibnu Katsir.
Referensi ini memberikan dasar yang kuat
untuk pemahaman tentang kehidupan, kepemimpinan, dan wafatnya Umar bin
al-Khattab. Melalui sumber-sumber ini, pembaca dapat mengeksplorasi lebih jauh
kisah inspiratif dari salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Islam.